Bagaimana Sejarah
Gorontalo Dijuluki Sebagai Kota Serambi Madinah..?
Provinsi Gorontalo merupakan
salah satu daerah yang juga memiliki slogan atau sebutan yang sudah sangat di
kenal luas oleh masyarakat. Kalimat atau slogan ini sudah tak asing lagi ditelinga
kita sebagai masyarakat Gorontalo.
Dimana kita tahu bersama ketika mengucapkan kata tersebut langsung terbesit
dibenak kita adalah Gorontalo. Benar atau tidaknya yang pasti begitulah yang
sering kita jumpai di setiap sudut Gorontalo terutama di berbagai media lokal atau pun warung kopi tempat para aktivis dan komunitas
nongkrong, meskipun saat ini julukan ini
semakin memudar di masyarakat.
Siapa yang menyebarkan Isu ini
pastinya tidak banyak yang tahu tentang hal itu yang jelas kalimat ini sering
kita dengar pada masa pemerintahan Fadel Mohammad sebagai Gubernur Gorontalo
kedua. Saat ini Gorontalo sudah terlanjur di Juluki Kota Serambi Madinah entah
itu hanya modal ikut ikutan dengan salah satu daerah di Negeri ini yang di
Juluki Kota Serambi Mekkah, atau karena saat itu Gorontalo di pimpin oleh salah
satu figur yang merupakan keuturunan dari Arab atau ada hal lain yang menjadi
referensinya. Sesuatu hal yang unik dimana saat kita menulis kata kunci dengan
kalimat tersebut di mesin pencarian Google, yang muncul di ratting teratas
adalah Gorontalo, hal ini menunjukan bahwa julukan ini memang sudah sangat
kental dengan Gorontalo.
Selain itu juga di salah satu situs
website yang terkenal juga sudah terlihat dengan jelas bahwa penyematan Julukan
Serambi Madinah terhadap Gorontalo sendiri seolah sudah resmi memiliki
"Legalitas Nasional" dengan menyetarakan julukan tersebut dengan
daerah daerah yang sudah memiliki julukan sebelumnya seperti Kota Daeng, Kota
Serambi Mekkah, Kota Manise, Kota Pendidikan, Kota Santri dll.
Slogan atau julukan Gorontalo sebagai kota Serambi
Madinah yang telah sering kita dengar, nampaknya berbeda dengan slogan yang
sering di nobatkan kepada daerah-daerah lain yang juga memiliki julukan
tersendiri, misalnya di aceh yang dinobatkan sebagai kota Serambi Mekkah, yang
kalau disesuaikan dengan kondisi daerahnya memang dapat dikatakan layak, karena
Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang di istimewakan, ada jejak
sejarah peradaban Islam disana, ada jejak kerajaan dan raja yang punya peranan
penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, dan yang terakhir saat ini
Provinsi Aceh memberlakukan hukum syariat Islam sebagai hukuman bagi yang
melanggar syariat Islam. Sementara untuk Provinsi Gorontalo yang diberi julukan
kota serambi Madinah ketika kita melakukan pencarian di google yang banyak
muncul adalah keindahan wisata alam di Gorontalo yang mungkin tidak nyambung
dengan slogan serambi Madinah. Sehingga beberapa hal ini layak untuk kita
ketahui bersama dan layak untuk dilakukan penelusuran apa sebenarnya alasan
dari pemberian julukan Gorontalo sebagai kota serambi Madinah.
Apa Saja Alasan Pemberian Julukan Gorontalo Sebagai Kota Serambi Madinah...?
Kalau Aceh
dikenal sebagai Serambi Mekkah, maka Gorontalo dikenal sebagai Kota Serambi
Madinah. Menjadi provinsi termuda di Indonesia ternyata tidak membuat Provinsi
Gorontalo kalah bersaing dengan daerah lain karena memiliki keunikan dan
keunggulan yang belum diketahui banyak orang,
yang disinyalir merupakan alasan pemberian julukan Gorontalo sebagai Kota
Serambi Madinah antara lain adalah:
1. Nilai Adat Istiadat Yang Masih Cukup Kuat Dipertahankan oleh
Masyarakat
Keragaman budaya dan adat istiadat
menjadi sesuatu hal yang utama dan istimewa yang membuat Gorontalo dinobatkan sebagai kota
ke-9 dari 19 kota adat di Indonesia. Tak hanya itu, provinsi yang terletak di
Pulau Sulawesi ini juga dijuluki sebagai kota 'Serambi Madinah'. Julukan
sebagai Kota Serambi Madinah muncul sebagai manifestasi nilai adat, nilai
kesopanan dan nilai norma Agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Masyarakat
Gorontalo terkenal dengan filosofi adatnya yakni 'Adati Hula-hula’a to
Sara’a Hula-hula’a to Qur’an (ASQ) atau 'Adat bersendikan Syara, Syara
bersendikan Kitabullah'.
Gorontalo memiliki budaya, suku, ras dan golongan yang berbeda-beda, tetapi
keanekaragaman ini menjadikan masyarakat Gorontalo tetap rukun dan damai. Bahkan
pemerintah daerah setempat telah mencanangkan kota “Bumi Maleo” ini sebagai
destinasi wisata halal (halal tourism) setelah Lombok, sehingga
diharapkan mampu menarik wisatawan domestik dan internasional, khususnya Timur
Tengah.
2. Agama Yang Dianut Masyarakatnya
Provinsi Gorontalo penduduknya lebih
banyak beragama Islam, kurang lebih 97,3 persen. Tetapi di Provinsi Gorontalo
tidak mengenal mayoritas-minoritas. Yang dikenal di sini adalah kualitas
kehidupan beragama yang hidup damai dan berdampingan. Prinsip yang
mengantarkan Gorontalo menjadi daerah teraman pertama di Indonesia Timur dan
terbaik tiga se-Indonesia. Predikat tersebut
bukan hanya karena andil stake holder baik itu TNI, Polri dan pemerintah
daerah, tapi juga karena peran para pemuka agama di Provinsi Gorontalo.
Kedamaian dan keamanan serta
kerukunan antar umat beragama di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari
rendahnya konflik keagamaan yang muncul di daerah ini. Hal inilah juga yang
menjadi salah satu alasan mengapa Gorontalo disebut sebagai Kota Serambi
Madinah karena kerukunan antar umat beragama masih cukup terjaga dengan baik.
Selain itu juga saat ini hampir sebagian besar masyarakat muslim perempuan yang
ada di Gorontalo banyak yang telah mengenakan hijab sebagai pakaian sehari-hari,
bahkan di sekolah-sekolah umum yang dahulunya jarang melihat yang menggunakan
hijab tetapi sekarang hampir 100% siswa muslim telah mengenakan hijab di
sekolah-sekolah. Sehingga banyak yang menganggap bahwa julukan kota Serambi
Madinah layak di nobatkan di Provinsi Gorontalo.
3. Kekayaan Laut Yang Cukup Berlimpah
Terbentang di
sepanjang pantai utara Teluk Tomini, Sulawesi Utara, Gorontalo merupakan surga
alam bawah laut yang tersembunyi. Kekayaan hayati serta keanekaragaman terumbu
karang dan makhluk laut memenuhi perairan yang terletak persis di garis
khatulistiwa. Salah satu contohnya adalah kemunculan kawanan hiu paus (rhincodon
typus) di perairan Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango. Kemunculan hiu
paus tersebut menjadi anugerah bagi warga dan nelayan setempat, karena
mendatangkan wisatawan lokal dan asing. Selain itu, dari 6
Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Gorontalo, semuanya memiliki wilayah
daratan dan lautan, sehingga dapat dikatakan bahwa semua daerah yang ada di
Provinsi Gorontalo ini memiliki kekayaan laut tersendiri.
4. Melahirkan Tokoh Nasional & Dunia
Provinsi Gorontalo meskipun merupakan daerah yang
kecil namun banyak tokoh-tokoh terkenal yang lahir di tanah Gorontalo antara
lain : Hans Bague Jassin (sastrawan), Jusuf Syarif Badudu (Pakar Bahasa),
Thoyeb M. Gobel (pengusaha), Ciputra (pengusaha), Arifin Ponogoro (pengusaha),
Fadel Muhammad (politikus), serta tokoh dunia sekaligus Presiden RI ketiga, BJ
Habibie yang dikenal sebagai ilmuwan konstruksi pesawat terbang.
Bagaimana Relevansi Julukan Kota
Serambi Madinah Dengan Kondisi Provinsi Gorontalo Saat Ini...?
Sebelum membahas lebih jauh tentang pemberian
julukan Gorontalo sebagai Kota Serambi Madinah, ada baiknya dapat dilihat
keistimewaan dari Kota Madinah yang sesungguhnya. Madinah Al Munawarah
adalah kota suci kedua bagi umat Islam. Di sanalah terletak Masjid Nabawi yang
didirikan tahun 622 atau tahun pertama hijriah, setelah Rasulullah SAW hijrah
dari Makkah ke Madinah. Dulu kota ini bernama Yatsrib. Setelah Rasulullah SAW
hijrah ke kota ini, Yatsrib dikenal dengan nama “Madinatur Rasul”. Kemudian,
orang menyebut kota ini dengan “Al-Madinah”.
Ketika
Rasulullah masuk Madinah, kaum Anshar mengelu-elukan beliau serta menawarkan
rumah untuk beliau beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan
bijaksana, yaitu untuk membiarkan unta miliknya berjalan, karena beliau
diperintahkan oleh Allah SWT. Rasulullah kemudian tinggal beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Anshari.
Beliau mendirikan masjid (Nabawi) di atas sebidang tanah yang sebagian milik
As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhai), dan
sebagian lagi tanah kuburan Musyrikin yang telah rusak. Tanah kepunyaan kedua
anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar
RA, sedangkan tanah kuburan dan milik As’ad bin Zurrah diserahkan sebagai
wakaf. Rasulullah SAW meletakan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh
sahabat-sahabat Nabi yaitu Abu Bakar, Umar, Utsmand dan Ali. Kemudian
pengerjaan masjid dilakukan bersama-sama sampai selesai.
Saat selesai
dibangun, kondisi masjid masih sangat sederhana tanpa hiasan, tanpa tikar dan
untuk penerangan di malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar.
Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma dan atapnya pelepah
daun kurma. Waktu itu Baitul Maqdis di Yerussalem menjadi kiblat karena
perintah menghadap Ka’bah belum turun. Di sisi masjid dibangun tempat kediaman
Rasulullah SAW dan keluarganya yang kemudian menjadi tempat pemakaman
Rasulullah, keluarga dan para sahabat.
Khusus untuk makam Rasulullah SAW, Abu Bakar dan
Umar Ibn Khatab ra. berada di dalam area Mesjid Nabawi dan yang lainnya
terkonsentrasi di pemakaman Baqi’ Gharqod yang berada di sebelah timur area
Masjid Nabawi. Adapun para syuhada yang wafat pada perang Uhud banyak
dimakamkan di bawah Jabah Uhud, yang salah satu diantaranya adalah Hamzah,
paman Rasulullah saw.
Dalam
perkembangannya, Masjid Nabawi yang apabila sholat sekali di dalamnya maka
nilainya seribu kali sholat, mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan
pertama adalah membangun mihrab setelah memindahan arah kiblat dari Baitul
Maqdis ke Masjidil Haram di Makkah tahun 2 H setelah Rasulullah menerima
perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu, dilakukan beberapa kali
perluasan masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.
Sebelum kedatangan Rasulullah SAW beserta
sahabatnya, masyarakat Madinah terdiri dari beberapa suku besar yaitu Bani Aus
dan Khazraj serta tiga suku Yahudi, yaitu Bani Qoinuqo’, Bani Quraidhah dan
Bani Nadhir. Wilayah Madinah dikelilingi oleh gunung dan beriklim gurun tapi kaya dengan
air, karena banyak lembah tempat berkumpulnya air dari dataran yang lebih
tinggi.
Setelah
kedatangan Rasulullah SAW, Madinah berkembang pesat, terutama di bidang ekomoni
dan sosial budaya. Untuk mejaga kerukunan warga dan untuk mengakomodasi
kepentingan masyarakat yang ada di Madinah termasuk kaum Yahudi, dibuatlah
Piagam Madinah yang mengatur hak dan kewajiban anggota masyarakat. Rasulullah
SAW menjadi pemimpin negara dan pemerintahhan dan menyebarkan ajaran Islam ke
suluruh penjuru jazirah Arab.
Setelah
Rasullullah SAW wafat, Madinah tetap melanjutkan risalah keimanan dan
pengetahuannya. Kota ini menjadi pemerintah Khulafaa’ur Rasyidin, dan ibukota
negara Islam yang berkembang. Madinah tetap menjaga persatuannya dengan
memerangi orang-orang murtad, mengirimkan pendakwah dan pasukan penakluk ke
seluruh penjuru, tetap mengapplikasikan warisan Rasulullah dalam kehidupan
masyarakat, begitulah seterusnya sampai dengan masa
pemerintahan Bani Umayyah dan setalahnya. Sehingga Madinah menjadi salah satu
kota suci yang banyak menyimpan sejarah peradaban Islam yang hingga kini masih
tetap terjaga.
Dalam buku yang disarikan dari Buku Cerdas Haji dan Umrah Mabrur itu Mudah
& Indah dan Fadha'il al Madinah al Munawwarrah, Syaikh Khalil Mulla Khatir
dan Syaikh Muhammad bin Yusuf asy Syami menyebutukan keistimewaan Kota Madinah,
di antaranya yakni:
1.
Madinah adalah Tanah Haram dan tempat yang aman. Dajjal pun tidak
masuk ke dalamnya.
2.
Madinah merupakan tempat masuk yang benar "Dan katakanlah
(Muhammad), 'Ya Rab ku masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan
(pula) aku ke tempat keluar yang benar (Al-Isra : 80).
3.
Madinah adalah tempat kota hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Makkah.
4.
Rasulullah banyak mendoakan Madinah. Terdapat banyak berkah yang
berlipat ganda seperti yang terdapat di Makkah.
5.
Madinah dan Makkah dapat
menggantikan posisi Masjidil Aqsha bagi orang yang bernadzar untuk melaksanaan
salat atau itikaf di Masjidil Aqsha. Tidak
ada yang dapat menggantikan selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
6.
Dosa kecil di Madinah dicatat sebagai dosa besar. Hal itu berdasarkan
sabda Rasullah. "Siapa yang berbuat dosa di Madinah..." Dosa dalam
sabda beliau itu mencakup dosa kecil juga. Karena itu akan dibalas dengan
balasan dosa besar karena kecerobohan dan sikap orang yang meremehkan berbuat
dosa di Madinah.
7.
Di Madinah ada manusia terbaik Di sana dimakamkan orang-orang terbaik
dari Umat Islam. Mulai dari para sahabat dan generasi selanjutnya.
8.
Masjid Nabawi yang berada di Madinah dibangun dengan tangan
Rasulullah dibantu para sahabat. Masjid ini merupakan masjid terakhir para nabi
dan masjid Nabi.
9.
Madinah memiliki sebidang tanah yang merupakan tanah paling mulia di
mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW.
10. Salat di masjid
Nabawi lebih utama dari 1.000 kali pahala. Keutamaan tersebut meliputi salat
fardhu dan salat sunah. Salat Jumat satu kali di Masjid Nabawi pahalanya sama
dengan 100 kali salat di masjid lain, kecuali masjidil haram.
11. Siapa yang salah 40 kali waktu secara berturut-turut di Masjid Nabawi akan
dibebaskan dari api neraka, diselamatkan dari siksa dan dijauhkan dari
kemunafikan.
12. Kiblat di masjid Nabawi dan masjid Quba (keduanya di Madinah) merupakan
kiblat yang paling lurus di muka bumi.
13. Di antara mimbar nabi Masjid Nabawi dan rumah Rasulullah terdapat Raudhah
yang hanya terdapat di Madinah.
14. Raudhah merupakan
area di sekitar mimbar yang biasa digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk
berkhutbah. "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari
taman-taman surga”. Demikian hadist mengisahkan penyataan Rasulullah.
Area itu merupakan area mustajab, sehingga banyak yang berlomba-lomba
untuk bisa bermunajat di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar